Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power

Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power - Hallo sahabat Teknik Elektro, Pada sharing kali ini yang berjudul Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power, saya telah menyediakan artikel, ebook dan softwere untuk sahabat teknik elektro. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi anda.

Judul : Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power
Tema : Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power

lihat juga


Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power

Pada tahun 1917, Biro Tenaga Air (Waterkraht burean) dari Jawatan Perkereta apian Negara (Steratz foorwegen) dari perusahaan -perusahaan Negara (Gouvemementsbedrijven) dirubah menjadi Jawatan Tenaga air dan listrik (Dienstvoor Waterkracht in Electriciteit), oleh Jawatan ini dimulai dengan politik kelistrikan hingga penggunaan secara ekonomis mungkin dari sumber-sumber tenaga air yang tersedia.

Jawatan ini tak hanya mengurus pemberian lisensi-lisensi untuk tenaga air dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi - instalasi listrik dan lisensi-lisensi tersebut di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1906 berada PLTA Pakar pada kali Cikapundung dengan kekuatan 800 KW dari maskapai listrik Bandung (Bandungte Electriciteits masatsehappij) dan dapat dianggap sebagai pengolahan pertama untuk pemberian enersi listrik dengan penggunaan tenaga air. Pada tahun 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya (Electriciteitsbederjif Bandung en omstreken, singkatnya GEBEO), dengan modal Pemerintah dan swasta.

Maskapai ini ambil alih PLTA Pakar di Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan 2x220 KW) di Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan Perusahaan - Perusahaan Listrik Negara untuk pemberi listrik kepada umum. Direksi bagian swasta dipegang oleh NV Maintz & Co. Pada tahun 1934 Dienstvoor Waterkraht an Electriciteit, singkatnya WE, dirubah menjadi Electriciteitswezen (Kelistrikan) singkatnya E.W.

Perusahaan Tenaga Air Negara Dataran Tinggi Bandung (Landiswaterkrachtbedijf Bandung en) mempunyai dua grup PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x 700KW) di tahun 1923 pada kali cikapundung, dan Plengan (3x1050 KW di tahun 1923, ditambah 2000 KW di tahun 1962) dan Lamajan (2x6400 KW ditahun 1924) ditambah 6400 KW di tahun 1933 pada kali-kali Cisangkuy & Cisarua.

Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun Situ-situ Cileunca (9,89 Juta M3 air) di tahun 1922 dan Cipanunjang (21,8 Juta M3 air) di tahun 1930. Untuk mencapai jumlah banyaknya air seperti tersebut diatas maka Bendungan2 Pulo, Playangan dan Cipanunjang' dipertinggi pada tahun 1940, Situ2 ini mendapat pengisian air dari kali-kali sekitarnya.

Dari PLTA Plengan dibangun lin transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke GI-GI Sumadra, Garut dan Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik ke bagian Priangan Timur. Selanjutnya dari GI Kiaracondong dibangun lin transmisi 30 KV ke GI Rancaekek hingga Sumedang ke Priangan Utara - Timur dan kemudian hingga PLTA Parakan. Kini tegangan Sumedang - Parakan sudah menjadi 70 KV.

Dari PLTA Lamajan pada tahun 1928 dibangun lin transmisi 30 KV (kemudian 70 KV) ke GI Padalarang, Purwakarta dan Kosambi untuk daerah Priangan Barat dan pada tahun 1966 dari Kosambi ke Cawang.

Di tahun 1920 dibangun PLTU Dayeuh kolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar radio ke luar negeri, di tahun 1940 dibongkar dan kemudian menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini seluruhnya telah tiada dan bangunan menjadi GI Dayeuhkolot, Gudang dan Bengkel Dayeuhkolot yang sudah ada duluan.

Di tahun 1928 dibangun Central Electriciteit Laboratorium, singkat CEL di komplek Sekolah Tinggi Tinggi (Technische Hooge School), yang meliputi pekerjaan testing dan perbaikan alat2 listrik. Kini CEL telah diserahkan kepada Institut Tehnologi Bandung (ITB ).

Pada tahun 1962 beroperasi PLTA Cikalong ( 3 x 6400 KW ) bekerja paralel dengan PLTA-PLTA yang telah ada.

Kini Sektor Priangan mempunyai 4 Gardu Induk utama yaitu : GI North di Utara, GI Cigereleng di Selatan, GI Cibeurem di Barat dan GI Sukamiskin di Timur.

Sektor Cirebon

Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA Parakan (4x2500KW) di tahun 1939 didirikan Perusahaan Tenaga Air Negara Cirebon (Lanbswaterkrachtbedrijf Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya dahulu mendapat enersi listrik dari PLTD Kebonbaru kepunyaan maskapai Gas Hindia Belanda (Nederland Indische Gas Maatsekapij, singkatnya N.I.E.M). Setelah PLTA Parakan beroperasi di tahun 1957, maka PLTD Kebonbaru praktis bersifat standby. Kini di Sektor Cirebon pada tahun 1982 beroperasi PLTG Sunyaragi (2x25,125 KW ).

Perusahaan Tenaga Air Negara Jawa Barat (Landswaterkrachtbedrij f West Java)
Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) di tahun 1924 ditambah dengan 1x6300 KW di tahun lima puluhan dan PLTA Kracak (2x5500 KW) di tahun 1929, kemudian ditambah dengan 1x5500 KW.

Kedua central-centarl tersebut dengan perantaraan transmisi 70 kV dihubungkan bersama ke GI di Bogor dan dari sini dihantarkan dengan lin transmisi 70 kV ke Jakarta dengan GI-GI Cawang, Muster Cornelis (Jatinegara), Weltercoler (Gambir) dan Ancol.

PLTU Gambir di pinggir kali Ciliwung adalah kepunyaan Maskapai Gas Hindia Belanda (NIGM) dan merupakan sentral uap pertama yang dibangun tahun 1897 untuk Jakarta dan sekitarnya. Pada tahun 1931 sentral uap ini (3200 + 3000 + 1350 KW) diambil alih dan kini tidak ada lagi.

Dari PLTA Ubrug pada tahun 1926 diabngun lin transmisi 30 KV ke GI Lembursitu sepanjang 16 km untuk Sukabumi dan sekitarnya.

Dari PLTA Kracak pada tahun 1931 dibangun lin transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk Rangkasbitung dan sekitarnya.

PLTA Ubrug dan PLTA Kracak kini termasuk Sektor Bogor yang didirikan di tahun 1946. Sentral-sentral tambahan setelah perang dunia II, adalah PLTD Karet (12x1000 KW), PLTD Ancol (12x1000 KW), yang dua-duanya tak beroperasi lagi karena rusak, selanjutnya PLTD Senayan (8x2500 KW ), yang sebagian mesin2nya telah rusak dan sisanya selalu stand by, tahun 1961 PLTU Priok (2x25 + 2x50 MW) tahun 1962, PLTU Muara karang dan PLTG Pulo Gadung yang masing-masing beroperasi penuh.
PLTA Jatiluhur ( 6 x 25 MW ) tahun 1964 yang mempunyai status Otorita, memberi enersi listrik via lin transmisi 150 kV ke Bagian Timur dengan GI Cigereleng dan via lin transmisi 150 kV ke Bagian Barat dengan GI Cawang. Kemudian PLTA Saguling ( 4 x 175 MW) yang beroperasi tahun 1986.

Perubahan - Perubahan Nama Perusahaan

Pada tahun 1951 nama jawatan listrik menjadi PENUPETEL (Perusahaan Negara untuk Pembangkitan Tenaga Listrik),
pada tahun 1960 menjadi PLN Explotasi XII,
pada tahun 1974 menjadi pembangkitan III, dan kini menjadi KJJ (Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya) dengan cabang-cabang perusahaan PLN Sektor Bogor, PLN Sektor Priangan dan PLN Sektor Cirebon.
Pada tahun 1983 nama KJJ dirubah menjadi KJB (Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat).

Pada Tahun 1995-Indonesia Power

Bandung, Desember 1986.

Disalin sesuai aslinya tanggal 14 April 2005


Demikianlah Artikel Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power

materi teknik elektro tentang Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan kali ini.

Anda sedang membaca artikel Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power dan artikel ini url permalinknya adalah https://teknikelektropakuan.blogspot.com/2008/10/sejarah-pln-jawa-barat-cikal-bakal.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Sejarah PLN Jawa Barat, Cikal Bakal Berdirinya Indonesia Power"

Posting Komentar